Pada masa emas pertumbuhan anak, mereka cenderung cepat mengambil kata-kata serta mencontoh perilaku orang sekitar. Terutama dari pihak yang sangat dekat dengannya seperti orang tua, saudara kandung ataupun anggota keluarga inti lainnya.
Maka itu, orang tua harus memberikan teladan sehingga anak dapat mengikuti perilaku baik dan positif yang terdapat di dalam rumah.
Etika sangatlah penting, karena dengan menguasai etika yang baik, anak akan tumbuh menjadi individu yang lebih sensitif terhadap lingkungan sosialnya. Meskipun mungkin belum setajam orang dewasa, hal tersebut dapat bertindak sebagai penghambat agar mereka tidak melakukan atau mengucapkan hal-hal yang dapat menyinggung perasaan orang lain, seperti rasa cemburu ataupun kebencian.
Berikut rangkum saran untuk mencegah anak menjadi terlalu kritis pada oranglain , prioritaskan akhlak ini kepada yang Kecil.
1. Mengajarkan nilai-nilai positif pada Si Kecil
Pengajarilah anak tentang nilai-nilai seperti ketulusan, persamaan hak, serta belas kasihan sedini mungkin. Dimulailah dengan membacakannya sebuah kisah yang relevan contohnya adalah legenda pemberontak yang berjuang untuk keadilan.
Di samping itu, ajaklah anak mengikuti aktivitas sosial yang mendukung orang lain. Hal ini akan mendorong anak agar terbiasa bersosialisasi dan berinteraksi dengan beragam jenis orang.
gunakan metode-metode yang mengasyikkan saat memberikan petunjuk.
2. orang tua menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya
Pada masa keemasannya yaitu antara umur 1 hingga 5 tahun, anak-anak merupakan para pengikut ulung. Karena itu, tiap kata serta tindakan orang di sekitar mereka dapat ditirukan oleh anak-anak dengan cepat.
Orang tua harus menghindari memberikan komentar negatif tentang pihak lain ketika berada di hadapan anak-anak.
Belum mempunyai panduan etis untuk mengenali kebaikan atau keburukan, mereka hanya dapat mencontoh tindakan orangtua.
Sebagai orang tua, kita perlu mengajarkan kepada anak-anak untuk selalu bersikap sopan terhadap semua orang walaupun sering kali menjumpai variasi dan perbedaan di antara mereka. Anak-anak seharusnya menyaksikan perilaku seperti itu dari kami.
Berikan pemahaman kepada anak bahwa variasi itu wajar dan individu lain tak perlu senantiasa mirip dengan diri kita.
3. Banyak perbincangan tentang penghargaan terhadap orang lain
Ikatan orang tua yang penuh kasih sayang terhadap anak dapat membentuk hubungan emosional yang kustrong. Karena itu, para orang tua harus menyediakan waktu secara berkala untuk berbicara dengan anak-anak mereka dan menjelaskan pentingnya penghargaan kepada oranglain.
Terangkan cara di mana ucapan serta perbuatan seseorang dapat berdampak pada orang lain sekitarnya.
Ibu dan Ayah dapat memberikan ilustrasi langsung tentang situasi sehari-hari yang familiar bagi anak-anak, seperti variasi warna kulit dibandingkan dengan kawan-kawannya atau karakteristik fizikal lain yang lebih sederhana untuk dimengerti.
Orang tua pun harus mendiskusikan dampak negatif yang mungkin dialami oleh si anak serta bagaimana hal itu dapat mempengaruhi pihak lain. Walaupun anak masih belum sepenuhnya memahaminya, informasi tersebut nantinya dapat membentuk dasar bagi mereka.
4. Membangun dan mensosialisasikan lingkungan yang bersifat inklusif
Memperkenalkan anak pada lingkungan yang inklusif harus dilakukan oleh orang tua. Hal ini akan membantu anak terbentuk agar tak heran melihat beragam jenis orang yang berbeda dengannya.
Lingkungan inklusif akan menciptakan suatu area yang menghargai, menjaga, serta membimbing seluruh anak tanpa melihat perbedaan jenis kelamin, kondisi fisik, kecerdasan, status sosial, emosi, bahasa, ataupun hal lainnya. Anjurkan anak untuk bersosialisasi dengan kawan-kawan berasal dari ragam latar belakang.
Jika kondisi sekitar telah mensupport, maka para orang tua akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk memperkenalkan kepada anak-anak mereka tentang bagaimana menghormati keragaman serta saling belajar satu sama lain.
Orang tua perlu turut serta secara proaktif dengan menjauhi klise dan asumsi negatif tentang golongan tertentu.
5. Mendidik anak untuk menghormati oranglain
Ketika anak-anak mulai berinteraksi dengan teman sebaya, mereka mungkin akan mengalami keadaan di mana seseorang dicemooh atau dipermalukan. Ajari mereka untuk merespons hal tersebut secara positif dan konstruktif.
Orang tua mendidik anak kecil tersebut serta mendorongnya agar setiap saat dapat menyuarakan apa yang benar dan menolong orang-orang yang sedang memerlukan bantuan. Berikan kepada sang buah hati keyakinan diri supaya ia senantiasa berdiri pada jalur yang jujur dan adil.
Sebagai orang tua pun turut mendukung mereka tanpa mempedulikan apa yang akan terjadi.
Hal ini menjadikan anak menjadi lebih percaya diri dan tanpa rasa sungkan untuk mempertahankan kebenaran. Membimbing si buah hati supaya tidak cepat menghinakan oranglain merupakan suatu perjalanan panjang.
Wali keluarga perlu bersabar serta tetap konsisten saat menyampaikan petunjuk dan panduan.
6. Kenalkan kepada anak istilah 'kepada', 'tolong', 'maaf', dan 'terima kasih' sejak usia muda.
Terdapat empat frasa istimewa yang perlu diajarkan oleh para orang tua kepada anak-anak mereka semenjak usia muda. Frase-frase tersebut adalah tolong, maaf, terima kasih, serta permisi. Mengenalkan frasa-frasa magis ini sangatlah krusial supaya si anak tumbuh menjadi individu dengan sifat yang santun dan berkualitas.
Mengajar hal ini membuat anak-anak terbiasa bersikap santun pada setiap individu tanpa melihat latar belakang, profesi, atau perbedaan fisik mereka.
Keempat frasa magis ini pun bertindak sebagai tanda-tanda kesopanan dan kehalusan yang perlu dibudidayakan melalui disiplin!
7. Bangun hubungan dengan orang tua, sehingga menjadi tempat yang aman bagi anak.
Hubungan yang erat dengan orang tua menciptakan lingkungan aman bagi anak untuk berkembang dengan kepercayaan diri serta rasa empati. Ketika anak-anak merasakan penghargaan dan penerimaan, mereka belajar untuk mengetahui perasaan sesama tanpa melakukan penilaian.
Sebuah lingkungan yang mendukung dapat membantu anak-anak untuk menghormati keragaman tanpa menjadi congkakan. Apabila orang tua memberikan teladan dalam berkomunikasi secara baik, maka anak-anak cenderung menirunya dan menciptakan interaksi sosial yang sehat dengan orang lain.
Itulah tadi saran supaya anak tidak mengolok-olok oranglain . Ayo, terapkan hal ini ya!
- Bagaimana Membimbing Anak Agar Tidak Menyinggung Saat Orang Berekam
- Jangan Menghamili Diri Sendiri! Inilah Tata Krama Makan Saat Kunjungan
- 7 SaranFilm untuk Menyambut Liburan Idulfitri Bersama Keluarga
Silahkan berkomentar biar rame :D