
- Baru-baru ini perusahaan di bidang kecerdasan buatan, OpenAI, meluncurkan fitur pembuat gambar. (image generator) langsung (native) Fitur ini dilengkapi dengan teknologi AI GPT-40 yang memperkuat kemampuan dalam menghasilkan gambar lebih presisi dan hidup.
Dengan fitur ini, para pemakai dapat mengajukan permohonan kepada bot percakapan ChatGPT agar menciptakan ilustrasi ataupun merapikan foto dalam beragam gaya cukup melalui pemasukan teks (input). prompt atau perintah berdasarkan teks (teks menjadi gambar).
Salah satu gaya atau style Yang sering dipakai oleh para pengguna ChatGPT saat mencoba fitur terbaru tersebut adalah gaya Studio Ghibli.
Maka dari itu, platform-media sosial semacam X (sebelumnya bernama Twitter) dipenuhi dengan berbagai macam konten. meme dan ilustrasi dengan gaya Studio Ghibli.
Tak hanya itu, bahkan foto profil X sang pendiri dan juga CEO OpenAI, Sam Altman, turut menggunakannya untuk film Ghibli. style .
Jika masih awam, Studio Ghibli adalah rumah produksi animasi dari Jepang yang dikenal karena estetikanya dan narasinya yang mengeksplorasi kehidupan sehari-hari dengan nuansa mistis.
Tren gambar Ghibli style Yang dihasilkan oleh ChatGPT ini menyebabkan GPU milik OpenAI menjadi overload karena harus menghandle banyak tugas. traffic.
Itu disampaikan langsung oleh Sam Altman melalui akun X-nya yang dia miliki. handle @sama.
"Betapa menggembirkannya melihat banyak orang menikmati opsi gambarnya di ChatGPT. Namun, kapasitas GPU kita kewalahan," katanya.
Karena itu, Altman menyebutkan bahwa fitur pembuat gambar bawaan di ChatGPT ditunda untuk sementara waktu.
Pada pos X yang berbeda, Altman menyebutkan pula bahwa para pemakai ChatGPT versi bebas biaya akan dihadapkan pada pembatasan dalam penggunaan fasilitas tersebut.
"Gambar dari ChatGPT ternyata lebih populer daripada yang kita duga. Peluncuran bagi para penggunanya secara gratis sayangnya harus tertahan sejenak," katanya.
Picu kontroversi
Gaya seni ala Ghibli yang sedang populer ternyata menimbulkan polemik. Beberapa netizen menyambungkannya dengan pernyataan Hayao Miyazaki, salah satu pencipta Studio Ghibli dan juga tokoh animasi terkenal asal Jepang.
Pada sebuah dokumen film yang bernama Never-Ending Man: Hayao Miyazaki (2016), Miyazaki pernah menyampaikan ketidaksenangannya terhadap AI.
"Orang yang menciptakan hal ini (AI) sungguh tak mengerti tentang rasa sakit. Saya sangat jengkel," ujarnya.
"Misalnya Anda sangat berkeinginan untuk menciptakan sesuatu yang mencekam, bebaslah melakukannya. Namun, saya secara pribadi tak berniat sedikitpun menggunakan teknologi seperti ini dalam buatan saya," ujar Miyazaki.
"Saya sungguh berpikir bahwa hal ini mencerminkan penodaan terhadap eksistensi hidup," tambahnya, demikian dikemas ulang. KompasTekno dari Mashable , Jumat (28/3/2025).
Tren ini pun memicu keresahan tentang potensi pelanggaran hak cipta. Fitur teranyar dari OpenAI ini diluncurkan tak lama usai Google mengenalkan fungsi mirip pada model Gemini Flash-nya, yang pernah ramai dikarenakan kemampuan untuk melakukan penghapusan tersebut. watermark dari gambar.
Seiring kemudahan dalam menghasilkan ulang karya berhak cipta cukup dengan mengetikkan perintah teks, teknologi tersebut kembali mendorong diskusi hukum terkait pemanfaatan AI generatif.
Berdasarkan pendapat Evan Brown, seorang ahli hukum kekayaan intelektual dari kantor hukum Neal & McDevitt, desain grafis atau tampilan visual tidak mendapatkan perlindungan spesifik berdasarkan undang-undang hak cipta. Dengan demikian, secara legal OpenAI tidak bertentangan dengan peraturan jika mereka menghasilkan ilustrasi yang mirip dengan film-film Studio Ghibli.
Akan tetapi, pertanyaannya terpenting adalah apakah model kecerdasan buatan ini telah melalui pelatihan dengan bahan yang dilindungi hak cipta, sepetuti potongan dari film-film Studio Ghibli.
Dalam pernyataannya kepada TechCrunch, Perwakilan dari OpenAI menjelaskan bahwa ChatGPT tidak membolehkan replikasi langsung gaya artis tertentu yang masih aktif, namun memberikan izin untuk membuat karya dengan gaya studio secara umum.
Tetapi, ini mengundang lebih banyak pertanyaan, sebab gaya Studio Ghibli sangat berkaitan dengan Hayao Miyazaki yang sampai saat ini masih beraktivitas dalam bidang seni, terutama animasi.
Seiring dengan pertambahan penggunaan teknologi AI yang dapat menghasilkan konten, masalah ini mungkin akan menetapkan standar penting untuk melindungi hak kekayaan intelektual pada zaman AI.
Apakah mengulangi gaya unik dari studio besar seperti Studio Ghibli merupakan pelanggaran hak cipta, atau hanyalah sumber inspirasi kreatif? Jawabannya dapat memiliki dampak signifikan terhadap masa depan industri kreatif.
Pada saat ini, sejumlah pengadilan sedang menentukan apabila pelatihan AI dengan menggunakan karya yang dilindungi hak cipta termasuk ke dalamkategori tersebut. fair use (terkait dengan penggunaan yang wajar) atau tidak, seperti dikumpulkan KompasTekno dari TechCrunch , Kamis (27/3/2025).
Beberapa gugatan hukum sudah dilontarkan kepada OpenAI, di antaranya dari The New York Times serta beberapa penerbit lainnya. Mereka menuding model kecerdasan buatan milik OpenAI memanfaatkan karya-karyaNya dengan hak cipta tanpa mendapatkan persetujuan ataupun imbalan.
Tuntutan serupa pun dilontarkan kepada Meta serta Midjourney, perusahaan rintisan AI yang mengkhususkan diri dalam menciptakan gambar.
Silahkan berkomentar biar rame :D