
BUSI Merupaakan elemen krusial pada kendaraan roda empat. Akan tetapi, banyak pemilik kendaraan enggan atau mungkin tidak sepenuhnya paham tentang betapa vitalnya busi ini. Peranan busi lebih jauh lagi daripada sekadar pencipta spark yang diperlukan dalam proses membakar campuran bahan bakar dan udara; ia pun bertugas mentransfer panas hasil pembakaran kepada sistem pendingin motor.
Akan tetapi, banyak pemilik kendaraan yang acapkali melewatkan perawatan rutin, walaupun ausnya busi bisa berdampak pada kinerja mesin serta efisiensi bahan bakar. Oleh karena itu, kondisi busi yang buruk dapat menandakan ada beberapa masalah dengan mesin sepeda motor tersebut.
Untuk mempertahankan kinerja mesin agar selalu optimal, spark plug harus diganti secara berkala dengan tenggat waktu yang bervariasi tergantung pada setiap produsen.
Kapan Waktu Penggantian Busi
Sejumlah produsen busi telah mengatur jadwal ideal untuk pergantian busi sehingga dapat membantu pemilik sepeda motor dalam hal ini.
Meski produsen telah menetapkan jadwal ideal untuk mengganti busi, harus diingat bahwa ini adalah angka standar yang mungkin berbeda tergantung pada kondisi spesifik.
Sebagai pemakai kendaraan, Anda sebaiknya mengecek langsung keadaan businya. Misalkan saja jika dipakai rutin tiap harinya dalam situasi jalan yang sulit, maka bisa jadi usia pakainya menjadi lebih singkat.
Jangan lupakan pentingnya mempelajari tipe busi yang digunakan. Jika tidak, bisa terjadi kesalahan dalam penggantian dengan model yang tak sesuai, hal itu akan berdampak buruk pada kinerja dan sebagainya.
Menurut Diko Oktaviano sebagai Technical Support di PT Nittera Mobility Indonesia, yang merupakan pembuat busi NGK, dia menyebutkan bahwa untuk memahami kapan harus mengganti busi, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengenal jenis busi tersebut lebih dulu.
Busi dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu busi yang menggunakan nikel, busi dengan single platinum (iridium), serta busi dengan dual Platinum (laser iridium).
"Diantara tiga jenis busi tersebut, logam mulia ganda atau laser iridium cenderung bertahan lebih lama daripada nikel ataupun logam mulia tunggal," jelas Diko kepada JawaPos.
Dia menyebutkan bahwa untuk sepeda motor yang menggunakan busi berbahan nikel, disarankan mengganti busi antara 6.000 km hingga 10.000 km. Sedangkan, untuk busi dengan material platinum murni atau iridium, dapat bertahan dua sampai tiga kali lebih lama dibandingkan busi nikel.
"Busi yang terbuat dari bahan campuran logam mulia dan laser iridium memiliki masa pakai yang lebih lama, hingga 48.000 kilometer pada sepeda motor," jelas Diko.
Supaya lebih mudah dimengerti kapan harus mengganti busi, Diko menyebutkan tiga metode alternatif untuk memastikan jadwal pergantian businya.
Yang pertama adalah berdasarkan rumus. Yang kedua dihitung dari jarak tempuhnya. Dan yang ketiga dipengaruhi oleh kondisi fisik businya.
"Menurut rumus dan metode penentuannya, apabila sepeda motor telah mengganti minyak dua kali, maka businya perlu diganti saat pergantian minyak selanjutnya. Jika menggunakan patokan jarak tempuh, Anda dapat merujuk ke buku petunjuk yang disediakan oleh produsen masing-masing," katanya.
"Cara ketiga dapat diamati melalui keadaan fizikal busi. Untuk pertukaran busi bertipe nikel dan logam mulia tunggal, disarankan untuk menukar apabila ground electrode telah menderita kerosakan akibat geseran. Bagaimana pun, pada busi dengan logam mulia berganda atau laser iridium, pemerolehan baharu boleh dijalankan bila busi itu menunjukkan tanda-tanda aus yang tak seragam," jelas beliau. It seems like I accidentally included some English terms which were not present in your original sentence during my attempt at paraphrasing. Let me correct this for you: "Cara ketiga ini bisa ditentukan dari kondisi fisik busi tersebut. Jika Anda menggunakan busi berjenis nikel atau logam mulia tunggal, sebaiknya lakukan perubahan saat ground electrode sudah mengalamai pengikisan. Sedangkan untuk jenis busi logam mulia ganda ataupun laser iridium, lebih baik diganti kalau ada tanda-tanda adanya pengikisan yang tidak rata," paparnya.
Efek Negatif Akibat Tidak Mengganti Busi
Mirip dengan minyak pelumas, soket pada sepeda motor juga memiliki umur pakai. Tidak dapat dipertahankan lama-lama tanpa perlu diganti.
Biasanya ketika sudah menempuh jarak sekitar 6000 km, performa businya akan menurun dan memerlukan pergantian.
Apabila dibiarkan, kendaraan Anda berpotensi menghadapi sejumlah risiko tak terduga yang tentunya tidak diharapkan oleh siapa pun yang memiliki kendaraan, antara lain:
Turunnya Performa Kendaraan
Ketidakmampuan untuk mencapai kinerja optimal atau penurunan kecepatan bisa jadi akibat dari busi yang belum diganti dalam waktu lama.
Keadaan seperti itu cukup mungkin timbul karena seiring waktu, bagian-bagian tersebut cenderung mengalami pergantian jarak atau gap. Gap di sini merujuk pada ruang antara elektroda dengan ground-nya.
Karena keadaan tersebut, busi yang seharusnya menghasilkan percikan listrik atau api menjadi kurang konsisten (missfire), sehingga proses pembakaran mesin menjadi tidak optimal.
Hal ini menyebabkan sejumlah penyesuaian dalam kinerja mobil atau saat dipercepat hingga kecepatan tinggi dengan sensasi yang lebih berat dari biasanya.
Jangan Lewatkan Penggantian Busi, Dapat Rusaknya Bagian Lain
Beberapa komponen mesin yang mungkin mengalami kendala ketika businya belum diganti dalam waktu lama antara lain tutup busi, kabel ignisi, koil, dan bisa juga hingga baterai dapat menunjukkan penurunan efisiensinya. Ketidakteraturan ini mencakup kemampuan kerja secara keseluruhan dari sistem tersebut menjadi kurang optimal.
Jika demikian kasusnya, bersiaplah mengeluarkan biaya tambahan untuk perbaikanannya.
Kerusakan kelistrikan permanen
Apabila situasi tersebut dibiarkan terus-menerus, maka sistem elektrikal pada mobil dapat rusak secara irreversible. Pada awalnya mungkin cuma sulit untuk menyalakan mesin di waktu subuh, tetapi perlahan-lahan dampaknya akan mencapai elemen-elemen sepeda motor lain yang berkaitan dengan arus listrik.
Banyak dampak negatif terjadi jika jarang mengganti businya, salah satunya membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih besar. Mengapa demikian? Hal ini dapat terjadi sebab kestabilan putaran mesin pada kondisi idling menjadi tidak konsisten. Kinerja mesin juga menurun sebagai akibatnya.
Kekuatan yang dihasilkan jadi berkurang, torsi juga turun, dan kemampuan untuk mempercepat mengecil. Hal ini menyebabkan konsumsi bahan bakar meningkat dibanding sebelumnya.
Oleh karena itu, supaya kinerja mobil Anda tetap optimal, sebaiknya jalankan program servis berkala. Serahkan pada teknisi untuk memeriksa bagian-bagian penting dan tinjau kondisinya jika perlu diganti. Ini bertujuan untuk mencegah masalah yang lebih serius nantinya. (jpc)
Silahkan berkomentar biar rame :D