Kocaknya Keputusan Carlo Ancelotti: Ruediger Jadi Ekor Pinset karena Wajah Bocah Brasil

tisubodas
0

Carlo Ancelotti, pelatih Real Madrid, menjelaskan alasannya memilih Antonio Ruediger sebagai eksekutor tendangan penalti terakhir saat berhadapan dengan Atletico Madrid dalam pertandingan adu penalti di Liga Champions.

Tiket ke babak perempat final Liga Champions untuk musim 2024-2025 sudah resmi menjadi milik Real Madrid.

Calon juara harus menghadapi pertandingan ketat lawan saingannya dari kota yang sama, Atletico Madrid pada leg kedua babak 16 terbaik.

Berdasarkan kemenangan awal 2-1 dalam pertandingan perdana, Madrid harus berusaha lebih keras lagi agar bisa maju ke babak selanjutnya karena telah mencapai tahap adu penalti.

Bermain di Riyadh Air Metropolitano pada Rabu (12/3/2025), atau Kamis pagi Waktu Indonesia Bagian Barat, El Real pernah mengalami ketertinggalan 0-1 akibat tendangan Conrad Gallagher.

Gol itu menyamakan skor agregat kedua tim menjadi imbang 2-2.

Karena tak ada gol tambahan sebelum pertandingan dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu, sang juara pun akhirnya di putuskan melalui tendangan penalti.

Adegan adu penalti ini lah yang menjadi sorotan dari tim Real Madrid.

Kelima tendangan dari Madrid berlangsung berturut-turut oleh Kylian Mbappe, Jude Bellingham, Federico Valverde, Lucas Vazquez, serta Antonio Ruediger.

Dari lima pemain yang menendang tadi, cuma Vazquez saja yang tidak berhasil melaksanakan tanggung jawabnya secara utuh.

Pada saat yang sama, Ruediger menjadi pembeda dalam kemenangan El Real pada adu penalti dengan berperan sebagai eksekutor terakhir.

Adu penalti kemarin malam dimenangkan oleh Madrid dengan skor akhir 4-2 melawan Atletico.

Sebelum pertandingan tendangan penalti berlangsung, sang juru taktik Real Madrid, Carlo Ancelotti, telah merumuskan sejumlah daftar pemain yang akan bertindak sebagai eksekutor.

Mengejutkannya, Ruediger sebenarnya bukanlah pilihan utama untuk menjadi penendang.

Justru pemain serangan berumur 18 tahun, Endrick Felipe, yang pada mulanya akan ditugaskan menjadi penalti terakhir untuk tim tersebut.

Endrick sendiri baru dimasukkan pada menit ke-115 untuk menggantikan Vinicius Junior.

Perubahan itu telah disiapkan oleh Carlo Ancelotti karena tendangan pinalti sudah tak terhindarkan.

Meskipun demikian, Endrick akhirnya tak dipilih oleh Ancelotti; sebalinya, Ruediger lah yang diamanatkan sebagai eksekutor tendangan pamungkas tersebut.

Entah alasan wonderkid Brasil masih terlalu muda untuk memikul tanggung jawab sebagai penendang pinalti atau menghadapi ketegangan yang datang dengan situasi seperti itu, sang pelatih dari Italia memiliki alasannya sendiri tentang hal ini.

"Di tendangan penalti akhir itu, kami sedikit bingung tentang siapa yang harus mengeksekusi antara Ruediger dan Endrick," kata Ancelotti.

"Kami sebenarnya menginginkan Endrick..."

"Tetapi setelah itu, saya melihat wajahnya dan memutuskan bahwa Ruediger adalah pilihan yang lebih baik," kata Ancelotti sambil terkikih.

Pilihan yang dibuat Carlo Ancelotti ternyata benar.

Rüdiger sukses mengakhiri pertandingan yang seru dan memastikan lolosnya Real Madrid ke babak delapan besar Liga Champions berkat kemenangan 4-2 tersebut.

Mantan pemain belakang Chelsea itu kemudian merayakan golnya sambil diberi selamat oleh rekannya dengan melaksanakan tarian khas miliknya.

Dari pihak Atletico, hanya Alexander Sorloth dan Angel Correa yang sukses menjaringkan tendangan penalti.

Pada saat yang sama, gol dari Julian Alvarez dibatalkan oleh VAR lantaran tak valid berkat kakinya kiri yang menyentuh bola sebelum ia menendangnya menggunakan kakinya kanan.

Selanjutnya, tendangan Llorente mengenai mistar gawang.

Real Madrid akan bertemu dengan Arsenal di fase delapan besar selanjutnya, dengan leg pertama akan berlangsung pada tanggal 8 April mendatang di stadion Emirates.

Posting Komentar

0 Komentar

Silahkan berkomentar biar rame :D

Posting Komentar (0)
To Top