
.CO.ID - JAKARTA Semua anak perusahaan BUMN bertujuan untuk bergabung di bawah naungan BPI Danantara.
Hal tersebut disampaikan secara langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir ketika dimintai konfirmasi tentang kemajuan dalam proses transtioning aset BUMN ke Danantara, di kantor Kementerian BUMN pada hari Rabu (12/3).
"Karena penggabungan sebesar 900 miliar dolar yang ingin kami capai di masa depan," ujarnya.
Menjawab situasi tersebut, Direktur Center of Economic dan Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengkritik keputusan Danantara yang bertujuan mengelola semua asset milik perusahaan plat merah dengan cara yang dianggap tidak sesuai.
Menurut dia, seperti yang direncanakan dari awal, Danantara seharusnya menangani BUMN yang memiliki performa terbaik dan memberikan dividen tertinggi.
"Sebab tujuannya dengan adanya Danantara yaitu untuk menangani dividen perusahaan milik negara sehingga makin bertambah lamanya, dividen tersebut akan ditanam kembali dan jumlahnya menjadi lebih besar," jelas Bhima kepada .co.id, Kamis (13/3).
Setiap Orang Harus Masuk Danantara, Erick Thohir Memberikan Informasi Perbaikan Pada BUMN yang Sedang Mengalami Kesulitan
Bhima menegaskan bahwa tidak seluruh entitas anak usaha BUMN berada dalam posisi keuangan yang baik. Ada beberapa di antaranya yang masih terbaring dalam situasi kurang stabil.
Menurut dia, kalau BUMN yang sedang bermasalah ikut dimasukkan ke Danantara justru bisa memberikan dampak negatif terhadap manajemen aset di masa depan.
Tidak semua dapat dicampur bersama sebab nantinya aset dalam keadaan produktif dan non-produktif serta aset lainnya yang akan lenyap akan bercampur. return keuntungan malah akan berubah menjadi beban keuangan," tegasnya.
Bhima cemas bahwa apabila Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ikut bergabung secara keseluruhan di Danantara, hal ini dapat mengecilkan minat para investor untuk berpartisipasi dalam Danantara.
"Apalagi investor yang ma u join venture, "karena nanti pasti akan mengecek profil risiko Danantara," katanya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan ditempatkan di bawah Danatama, tidak terbatas pada tujuh BUMN yang memiliki dividen tertinggi saja.
Erick juga memastikan bahwa walaupun pada akhirnya seluruh BUMN berada di bawah Danantara, keputusan tentang penggabungan dan pembubaran BUMN tetap menjadi kewenangan dari Kementerian BUMN itu sendiri.
"Kewenangan menggabungkan, menutup semuanya di Badan Usaha Milik Negara pasti ada. Namun, analisis lebih lanjut akan dilakukan oleh Danantara yang bakal berkolaborasi. Sebab, hal ini telah dimulai dengan pemisahan antara keputusan strategis dan pelaksanaan operasional," jelasnya.
Prabowo Sudah Memiliki Data lengkap tentang Penyelenggara Siapananda, Siap Diungkapkan Minggu Depan?
Silahkan berkomentar biar rame :D