Aismoli: Dampak Tarif Resiprokal AS pada Pasar Mobil Dalam Negeri

tisubodas
0

- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menciptakan kontroversi selama periode kepemimpian kedua yang relatif masih baru bagi dirinya. Hal ini terjadi karena ia mengeluarkan pernyataan tentang implementasi tarif balasan dari AS kepada 185 negara lainnya, termasuk Indonesia.

Kebijakan kontroversial itu diyakinakan memiliki pengaruh besar pada bidang industri lokal, terutama untuk sektor kendaraan bermotor listrik dua roda. Walaupun Indonesia bukan produsen utama ekspor sepeda motor listrik maupun komponennya menuju AS, tetapi efeknya masih bisa dirasakan dengan cara tak langsung di tanah air ini.

Secara umum hal ini dapat mempengaruhi tingkat inflasi serta kemampuan masyarakat untuk membeli barang. Di samping itu, beberapa negara lain yang mengalaminya, misalnya China, akan mengeksplorasi opsi pasar di luar Amerika Serikat sebagai gantinya.

Indonesia, berkat jumlah penduduknya yang signifikan serta kekuatan pembelian, dinilai menjadi pasar yang menggiurkan. Hal ini dikemukakan oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik (Aismoli).

Organisasi penghasil sepeda motor itu menginginkan agar pemerintah Indonesia menerapkan langkah-langkah yang bisa membentuk pangsa pasar yang lebih besar guna menjamin perlindungan terhadap pembuat produk dalam negeri dari ancaman serbuan komoditas luar negeri yang merambah ke tanah air.

Budi Setiyadi, sebagai ketua Aismoli, menekankan bahwa salah satu area penting yang harus diperhatikan pemerintah adalah kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Tujuannya adalah untuk memproteksi barang-barang dalam negeri Indonesia serta menghindari penguasahan pasar oleh produk luar negeri.

"Bukan hanya dari segi kebijakan, pengawasan pemerintah untuk menjamin bahwa industri telah menerapkan aturan tentang TKDN dengan benar juga harus ditingkatkan," jelas Budi lewat pernyataan resminya.

Seketika lalu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia pun ikut memberikan tanggapan atas keputusan tariff balasan sebesar 32% yang dijalankan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia. Menurut mereka, hal tersebut hanya merupakan langkah permulaan saja dan proses perundingan tetap dapat dilanjutkan dengan luas.

Anindya Bakrie, Ketua Umum Kadin Indonesia, menyebut bahwa AS pada dasarnya adalah mitra bisnis penting bagi Indonesia, dan kedua negara ini memiliki ikatan saling bergantung satu sama lain.

Keadaan ini tentu saja memberikan kesempatan bagi negosiasi berkelanjutan dengan Amerika Serikat. Apalagi posisi geopolitik dan geoekonomi Indonesia amat penting dalam wilayah Pasifik.

"Di luar sebagai bagian dari ekonomi ASEAN, Indonesia merupakan anggota APEC yang penting. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar global serta pemimpin negara nonblok, hal ini pastinya mempengaruhi keputusan Trump," ujar Anindya dalam pernyataan resmi pada hari Jumat (4/4).

Kadin pun menyokong kebijakan pemerintah Indonesia yang merancang beberapa taktik penting guna menyiapkan diri terkait implementasi tariff balasan serta bernegosiasi dengan Amerika Serikat.

Menurutnya, komunikasi yang mendalam dengan AS pada beragam jenjang, termasuk pengiriman rombongan pejabat senior ke Washington DC guna melaksanakan perundingan secara langsung, merupakan tindakan yang sesuai. (*)

Posting Komentar

0 Komentar

Silahkan berkomentar biar rame :D

Posting Komentar (0)
To Top