TRIBUNMANADO.COM , Moskow - Kecapaian Moskow pada front barat dalam beberapa bulan belakangan serta usaha Donald Trump untuk meraih persetujuan perdamaian dengan tujuan mengakhiri pertikaian yang sudah berjalan selama tiga tahun ini, memicu ketidaknyamanan bahwa Kyiv, yang dibantu pihak Barat, mungkin akan kalah dalam peperangan tersebut.
Pejabat senior urusan luar negeri Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pada hari Kamis bahwa ia telah memberitahu pemerintahan AS bahwa jeda militer sepanjang 30 hari yang ditawarkan Amerika Serikat untuk berakhirnya konflik di Ukraina hanyalah kesempatan bagi tentara Kiev agar dapat bernapas dan memulihkan diri dalam pertarungan tersebut.
Progres yang dicapai Rusia di seluruh front barisan dalam beberapa bulan belakangan serta usaha Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk merancang suatu perdamaian bertujuan menghentikan pertempuran tiga tahun di Ukraine, semakin memicu ketidaknyamanan bahwa Kiev, dengan dukungan dari Barat, mungkin akan kalah dalam peperangan ini.
Seperti dilaporkan YNet, Asisten Kebijakan Luar Negeri Utama Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pada hari Kamis kepada pihak berwenang AS bahwa gencatan senjata selama sebulan yang ditawarkan Amerika Serikat tidak lebih dari sebuah jeda singkat bagi tentara Kiev dalam pertempuran mereka di Ukraina. Menurutnya hal ini hanyalah kesempatan bagi pasukan Kyiv agar bisa memulihkan energi dan tenaga mereka di tengah konflik tersebut.
Progres yang dicapai Rusia di setiap lini pertempuran selama beberapa bulan terakhir serta usaha Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mendapatkan suatu kesepakatan perdamaian demi menghentikan konflik berlangsung tiga tahun di Ukraine, semakin memicu ketidaknyamanan bahwa Kiev, dengan dukungan dari barat, mungkin akan kalah dalam peperangan ini.
Pembantu Khusus Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, tiba di Moskow pada hari Kamis guna berjumpa dengan Putin. Otoritas Rusia menyebutkan bahwa penasehat keamanan nasional Amerika Serikat, Mike Waltz, sudah menerangkan konsep cease-fire pada hari Rabu, dan pihak Russia bersedia mendiskusikannya.
Trump menyampaikan di Gedung Putih pada hari Rabu bahwa dia berharap Kremlin akan menerima tawaran Amerika Serikat tentang gencatan senjata selama 30 hari, sesuai dengan apa yang disebut oleh Ukraina sebagai dukungan mereka.
Yuri Ushakov, mantan pejabat senior di Moskow yang pernah menjabat sebagai duta besar di Washington dan sering menyampaikan pandangan Kremlin tentang masalah-masalah penting dalam urusan luar negeri, menginformasikan media negara bahwa dia telah menelepon Waltz pada hari Rabu guna menjelaskan kedudukan Russia terhadap traktat damai.
"Kami menyampaikan pandangan bahwa hal ini hanya merupakan istirahat singkat untuk tentara Ukraina dan bukan sesuatu yang lebih," ujar Ushakov.
"Ambisi kita ialah mencapai perdamaian jangka panjang yang mengakomodasi hak-hak resmi dari negeri kita serta bermacam-macam keprihatinan kita yang telah dikenali. Menurut pandangan saya, tak ada pihak yang memerlukan tindakan-tindakan semata-mata menduplikasi usaha-usaha meredam konflik di masa seperti ini," ujarnya.
Saat dimintai pendapat tentang penolakan Rusia terhadap tawaran itu, Ushakov—yang sudah bekerja sama dengan Putin di Kremlin sejak tahun 2012—mengatakan bahwa mungkin Presiden akan menyampaikan keterangan ke pers pada hari Kamis untuk menjelaskan posisi Rusia secara lebih mendalam.
Pernyataan oleh petinggi tingkat tinggi Kremlin itu mengindikasikan bahwa Putin, sang pemimpin teratas Rusia sejak tahun 1999, merasa bahwa kemenangan Rusia di panggung perang Ukraina serta peningkatan kekuatan di wilayah Barat Rusia telah memperkuat posisi Moskow dalam pembicaraan damai.
Belum tentu bagaimana respons Trump nantinya, setelah dia menyampaikan pada hari Rabu harapan dirinya agar Moskow dapat mendukung gencatan senjata demi menghentikan "penggenangan darah". Dia juga menambahkan selama periode kepresidenannya yang pertama, sikapnya terhadap Rusia cenderung lebih tegas dibandingkan dengan para presiden sebelumnya.
Ada tindakan-tindakan yang bisa saya ambil yang tentunya berdampak besar secara ekonomi terhadap Rusia," ujar Trump. "Tidak ada alasan bagi saya untuk mengambil langkah-langkah tersebut karena tujuan utamaku adalah menciptakan kedamaian. Aku harap kita bisa menemukan jalan menuju damai. Meski demikian, dari segi keuangan, memang mungkin untuk menjatuhkan sanksi atau tindakan lainnya yang bakal sangat membahayakan perekonomian mereka.
Trump mengancam akan menerapkan hukuman tambahan kepada Moskow bila negosiasi tidak berhasil, namun bersedia meredakan sanksi jika Moskow setuju dengan gencatan senjata di Ukraina.
Dua informan dari dunia bisnis di Rusia menyampaikan ke Reuters bahwa Kementerian Industri dan Perdagangan Federasi Rusia telah meminta perusahaan-perusahaan untuk mendaftar sanksi-sanksi apa saja yang harus diterapungkan terlebih dahulu. Pihak kementerian belum juga memberikan tanggapan secara langsung saat ini.
Kremlin menyatakan pada hari Kamis bahwa mereka percaya segala bentuk sanksi itu tidak sah dan perlu untuk mencabutnya. (Tribun)
Silahkan berkomentar biar rame :D