Trump Memicu Persaingan Tarif, DPR Mendorong RI Untuk Menyehatkan Perdagangan Global Melalui WTO

tisubodas
0

.CO.ID, JAKARTA — Dunia sekali lagi menghadapi bayangan suram dengan distornisnya perekonomian global akibat kebijakan penetapan tariff oleh beberapa negara. Ini dimulai dari perang tariff antara Amerika Serikat dan Tiongkok dalam fase kedua ini, menyusul fase pertama tahun 2018 lalu.

Sebenarnya, seperti yang disampaikan oleh Ketua Komisi Anggaran DPR, Said Abdullah, kondisi ekonomi dunia dalam dua tahun terakhir telah cukup stabil. recovery pasca pandemik Covid-19 serta konflik bersenjata diantara Rusia dan Ukraine.

Namun sejak pemilihan Donald Trump untuk masa jabatan kedua sebagai Presiden Amerika Serikat di bulan November tahun 2024 yang lalu, negara ini—sebagai penguasa Produk Domestik Bruto (PDB) tertinggi global senilai 27,7 triliun USD—telah masuk ke dalam arena perang dagang, terkhusus melawan ancaman ekonomi baru dari Tiongkok yang memiliki PDB mencapai 17,7 triliun USD.

Said menyatakan bahwa Presiden Trump telah "membentuk permusuhan" dengan negara-negara tetangga AS, seperti Kanada dan Meksiko, selama tahap perdagangan terbaru yang berubah menjadi persaingan. Kondisi tersebut secara jelas mengindikasikan bahaya bagi prospek ekonomi dunia di masa mendatang, sehingga memperburuk situasi kegelapan saat ini.

Mengamati pernyataan Presiden Trump melalui berbagai saluran media internasional, ia lebih condong terhadap perlindungan dalam perdagangan, mengadopsi kebijakan tariff guna meningkatkan pendapatan negara, serta usaha untuk menyempitkan selisih antara nilai ekspor dan impornya.

"Amerika Serikat yang sebelumnya menjadi pelopor perdagangan bebas saat ini beralih ke arah proteksionisme," ujar Said dalam pernyataan resminya dari Jakarta, Jumat (4/4/2025).

Sebenarnya, menurut Said, mereka seharusnya dapat mempelajari tentang McKinley Tariff yang terjadi saat pemerintahan Presiden William McKinley tahun 1890. Kebijakan tarif tersebut juga turut berkontribusi. long depression peristiwa global terjadi dari tahun 1873 sampai 1896

"Ketakutan kami terhadap langkah unilateral AS tersebut adalah bisa memicu bencana global layaknya masa McKinley," ungkap Said.

Selain itu, negara-negara berkekuatan ekonomi kuat seperti Uni Eropa, Tiongkok, Kanada, dan Meksiko turut membalas secara serupadan. Yang teranyar, Trump pun menerapkan bea masuk sebesar 32% kepada produk-produk eksport dari Indonesia menuju Amerika Serikat.

"Dalam negeri, kami juga menghadapi tantangan ekonomi berupa menurunnya kemampuan membeli masyarakat dan fluktuasi pasar modal serta sektor finansial yang cukup tinggi," ujarnya.

Infografis tentang aturan tariff impor yang dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump. - (Infografis)

Menanggapi masalah tersebut, Said mengusulkan agar pihak pemerintahan menjalankan sejumlah tindakan serta ide-ide baru seperti yang tercantum di bawah ini:

Pertama, ambil langkah proaktif di dalam diskusi WTO guna menyusun kebijakan yang akan memulihkan perdagangan internasional menjadi lebih adil, serta mendukung pertumbuhan ekonomi dunia dengan cara yang berkesinambungan.

"Kami tidak ingin hal ini hanya menguntungkan negara besar saja, sehingga kebutuhan masyarakat dunia dalam mencapai kesejahteraan terabaikan," ungkapnya.

Dia menyebutkan bahwa Indonesia harus melibatkan global dalam mencapai tujuan pendirian WTO yang bertujuan untuk menerapkan prinsip-prinsip seperti tidak ada diskriminasi dalam perdagangan, meningkatkan kemampuan berdagang secara internasional, menjaga keterbukaan informasi, serta mendukung perdagangan tanpa hambatan. Selain itu, dia juga menekankan pentingnya WTO sebagai wadah resmi bagi penyelesaian perselisihan terkait dagang di tingkat internasional.

Kedua, secara internal, pihak berwenang dapat menerapkan sejumlah tindakan guna menangani ketidaktentuan yang tidak memiliki jadwal pasti, termasuk misalnya:

a. Memelihara posisi produk-produk ekspor Indonesia di pasaran global, mengidentifikasi alternatif pasar apabila kinerja produk-produk ekspor kita tertahan karena kebijakan tariff yang menyebabkan harganya menjadi kurang bersaing. Tindakan ini dilakukan guna menjaga defisit neraca perdagangan tetap stabil.

b. Menjamin bahwa kebijakan menahan 100% devisa dari hasil ekspor di dalam negeri tetap berlaku dan diikuti oleh para eksportir, tujuannya untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan devisa.

c. Menguatkan strategi dana lindung nilai bagi transaksi impor yang dilakukan oleh para pengimpor

d. Mengembangkan dan mengeraskan kerjasama dalam skema bilateral currency swap antar mitra perdagangan utama Indonesia guna mengurangi ketergantungan pada pembayaran mata uang asing berbasis dolar AS

e. Mengembangkan serangkaian kebijakan anti siklikal di bidang fiskal guna mendukung pelaku bisnis dalam merespons ketidakstabilan global serta situasi ekonomi dalam negeri yang semakin terpuruk, meskipun demikian harus dipertahankan stabilitas anggaran pemerintah agar tetap baik.

f. Meningkatkan sarana prasarana dan regulasi di bursa saham dan sistem perbankan agar menjadi lebih terbuka dan masih menarik bagi investor asing.

g. Mengembangkan komunikasi publik yang handal, interaktif, serta efektif sebagai sumber informasi tepat guna yang bisa dipakai referensi oleh para penggiat bisnis

Posting Komentar

0 Komentar

Silahkan berkomentar biar rame :D

Posting Komentar (0)
To Top