Nasib Bangunan Bersejarah Manado yang Mengkhawatirkan: PIKAT Terlantar, Goa Jepang Jadi Tempat Sampah

tisubodas
0

TRIBUNMANADO.COM, MANADO - Bangunan PIKAT di Manado, tempat dengan riwayat lama berperang demi pendidikan wanita di Sulawesi Utara, saat ini tampak terabaikan dan menyedihkan.

Gedung bertingkat tiga yang dahulu menggambarkan kemajuan wanita sekarang diabaikan demikian adanya.

Kondisinya bahkan sangat jauh dari istilah layak.

PIKAT merupakan singkatan dari Percintaan Ibu kepada Anak Temurunnya, yaitu suatu organisasi yang dibentuk oleh Maria Walanda Maramis di tahun 1917.

Hasil akhirnya adalah memperbaiki pembelajaran serta kemampuan wanita di wilayah Minahasa.

Jumat (14/3/2025), cat putih pada dinding bangunan tersebut sudah memudar dan tumbuh lumut di sebagian area.

Bagian area taman yang dulu rapi kini diisi dengan rumput liar yang tumbuh subur, seperti petunjuk bahwa bangunan tersebut sudah lama tidak dimanfaatkan.

Di hadapan bangunan tersebut, terdapat dua anak tangga.

Sebuah anak tangga mengarah ke teras lantai kedua, sedangkan tangga yang lain berujung di pintu masuk utama.

Sayangnya, keadaan kedua anak tangga tersebut pun tidak lebih baik dari yang pertama.

Gelombang rumput liar sudah mulai menembus lewat celah-celah anak tangga, serta sebagian area telah ditutupi lumut.

Sampah plastik juga berserakan.

Pada lantai dasar struktur tersebut, ada berbagai kendaraan yang sedang diparkir.


Di tempat itu terdapat pula sebuah kamar mandi non-fungsi dengan gerbang kerusakan.
(Note: This sentence might be less natural due to literal translation; an alternative could be "Ada juga di sana sebuah toilet yang tak lagi bisa digunakan karena pintunya telah rusak.")

Gambar-gambar acak di tembok semakin memberi kesan kemerosotan.

Di dekat situ, sejumlah kursi kasur yang sudah rusak berserakan begitu saja.

Pada saat bersamaan, area menuju ke lantai kedua dihalangi oleh gerbang berkunci.

Gerbang menuju area atas lantai dua pun tertutup erat. Melalui jendela berbahan kaca, dapat dilihat bahwa sejumlah meja dan kursi tetap disusun rapi di sana.

Pada tembok tersebut, ada dua gambar yang memperlihatkan segerombolan wanita berpakaian seragam, yang dipercaya sebagai catatan historis dari organisasi PIKAT.

Di samping bangunan yang sudah ditinggalkan, gua bekas peninggalan Jepang yang terletak di pinggir jalan dekat situ pun menemui nasib yang sama.

Tabrakan Mematikan, Dua Jiwa Lelah, Kendaraan Rusak Berat Usai Bentrok dengan Truck

3 Berita Utama Sulawesi Utara Saat Ini: Warga Negara Asing dari China Dicurigai Melakukan Kegiatan Penambangan ilegal di Mitra, dan Nelayan Sitaro Dilaporkan Menghilang

Gua yang dahulu bermakna historis saat ini telah menjelma jadi area pembuang limbah.

Di depan gerbang gua terdapat sebuah pohon raksasa yang menyebar luas, seperti sedang memblokir jalan bagi siapapun yang berencana untuk masuk.

Plastik berceceran di sana-sini, dan baunya yang tidak menyenangkan pun bisa tercium di seluruh area itu.

Gelombang rumput liar yang tidak tersentuh semakin memperparah tampilan kuram di lokasi bersejarah tersebut.

Dalam keadaan serba memprihatinkan itu, satu-satunya hal yang relatif terpelihara dengan baik hanyalah patung Maria Walanda Maramis yang berlokasi di hadapan bangunan tersebut.

Tokoh pejuang pendidikan wanita ini tetap terlihat gagah meski kondisi di sekelilingnya belum mendukung.

Keadaan gedung PIKAT yang kian memburuk mengundang tanya, adakah usaha sama sekali dari pemerintah maupun stakeholder lainnya dalam menjaga aset sejarah tersebut?

Memperhitungkan kontribusi besar bangunan ini terhadap perjalanan wanita Minahasa dalam bersejarah.

Apabila dibiarkan terus dalam keadaan semacam itu, bukan mustahil bahwa Gedung PIKAT nantinya hanya akan menjadi sejarah, hilang ditelan perkembangan kota Manado yang semakin maju. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado Untuk pembaruan tambahan mengenai kabar-kabar terpopuler lainnya.

Posting Komentar

0 Komentar

Silahkan berkomentar biar rame :D

Posting Komentar (0)
To Top