Hasil Forensik Ungkap: Pekerja Bantuan Palestina Dibunuh oleh Israel

tisubodas
0

, Jakarta - Bukti forensik mengindikasikan bahwa sebagian dari 15 tenaga kerja bantuan tersebut memiliki keterlibatan. Palestina yang tewas oleh pasukan Israel Di Rafah minggu lalu, seseorang ditembak dari dekat atau dibunuh dengan cara eksekusi. Serangan tersebut dijelaskan oleh Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (RRT), sebagaimana dilaporkan. Al Jazeera Pada hari Jumat, tanggal 4 Maret 2025, disebutkan sebagai "satu dari serangkaian peristiwa paling kelam" dalam genosida di Gaza.

Analis forensik Ahmad Dhaher, yang secara langsung menyelidiki lima korban di Rumah Sakit Nasser Khan Younis, mengindikasikan bahwa laporan autopsi tersebut mendukung adanya penembakan dari jarak dekat.

"Hasil analisis awal mengindikasikan bahwa mereka tidak ditembak dari jarak jauh melainkan secara langsung, hal ini terlihat dari posisi lukanya yang tepat sasarannya," ungkap Dhaher dalam sebuah wawancara dengan media cetak tersebut. The Guardian .

Salah satu observasi adalah bahwa peluru ditujukan ke kepala seseorang, sedangkan yang lainnya menusuk jantung beberapa orang, dan individu ketiga menerima enam hingga tujuh tembakan di seluruh tubuh.

Dia mengingatkan bahwa kondisi penguraian menyulitkannya untuk mencapai kesimpulan yang pasti.

Pekerja bantuan menghilang pada Minggu, 23 Maret, saat melakukan tugas evakuasi di area Tal as-Sultan yang berada di Rafah setelah mereka menjadi sasaran serangan dari tentara Israel. Grup tersebut terdiri atas sembilan tenaga medis dari Republik Rakyat Tiongkok, enam staf pertahanan sipil serta seorang pegawai Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Berdasarkan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), setelah anggota tim penyelamat pertama meninggal dunia, regu tanggap darurat lainnya yang mengejar pencarian menghadapi serangan secara bergantian dalam kurun waktu beberapa jam. Satu pekan kemudiann, 15 mayat diketemukan tertimbun pasir dan OCHA mendeskripsikan hal ini sebagai "kuburan massal".

Seorang pekerja dari RRT sampai sekarang masih hilang.

" Ini merupakan salah satu saat paling suram dalam perselisihan ini yang sudah mencerminkan dampak mendalam bagi kemanusiaan kita secara keseluruhan," ungkap Presiden RRT Younes al-Khatib di hadapan Dewan Keamanan PBB hari Kamis.

Al-Khatib juga menyebutkan bahwa petugas Tiongkok mencatat pembicaraan dalam bahasa Ibrani di antara tentara Israel dan sejumlah tenaga medis, hal ini mengindikasikan bahwa sekurang-kurangnya ada beberapa orang yang masih bernapas ketika mereka berada di penjara militer Israel.

Militer Israel menyatakan bahwa sembilan petempur dari Hamas dan Jihad Islam berada di dalam ambulance yang ditumpangi tim medis, namun mereka menambahkan telah memulai investigasi terkait kejadian tersebut.

"Dekatnya ancaman terorisme mengancam keselamatan jiwa setiap individu," tegas Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon.

Banyak pekerja bantuan sudah beberapa kali menjadi target saat terjadi konflik di Gaza, hingga mencapai 408 orang meninggal dunia sampai sekarang, yang meliputi 280 anggota dari program PBB, sesuai laporan PBB.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi manusia Volker Turk menyampaikan bahwa pembunuhan tenaga kesehatan memicu "ketakutan tambahan terkait kemungkinan adanya pelanggaran hukum perang yang dilakukan oleh tentara Israel."

Berpidato dalam rapat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Turk meminta penyelidikan yang mandiri, tepat waktu, dan komprehensif mengenai pembunuhan tersebut.

Posting Komentar

0 Komentar

Silahkan berkomentar biar rame :D

Posting Komentar (0)
To Top